- Patoean Dolok II (Raja Panusunan ke-8 dan Kepala Koeria ke-3).
- Raja Lelo.
- Raja Naga Bosar.
- Mangaraja Parlindoengan. (Demang).
Photo: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si
Soetan Panoesoenan Lahir Juli 1802 dan meninggal 18 Juli 1902 di Tamiang. Makamnya di Huta Logu dengan usia kurang lebih 100 tahun (mengidentifikasikan keturunannya berumur panjang) dan diphoto 25 September 2009.
Soetan Panoesoenan Adalah Pemimpin Besar (goodwill/abstrak culture) dan kaya raya (banyak memiliki kerbau). Berjasa Menyatukan 15 Huta (Kampung) dan Tamiang Menjadi Ibu Kampung dan Raja Panusunan. Soetan Panoesoenan menjadi Raja Panusunan dari 1849 sampai dengan 1875) selalu berpihak kepada rakyatnya.
Photo: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si
Makam Istri Sutan Panusunan yang belum masuk Islam dan di photo 25 September 2009
Photo: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si
Makam Istri Sutan Panusunan yang belum masuk Islam dan di photo 25 September 2009
Photo: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si
Makam Sutan Panusunan dan istrinya yang sudah masuk Islam dan di photo 25 September 2009
Photo: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si
Tempat Pemakaman Sutan Panusunan di Huta Logu dan jalan menuju makam melalui Muara Tagor dan gambar Batari, di photo 25 September 2009.
Menurut Haji Tamanah Lubis, SH pada masa Raja Tamiang ke-7 Gelar Sutan Alogo Panusunan bahwa Sutan Panusunan mempunyai prestasi kepemimpinan yang besar, dimana Ia berhasil menyatukan 15 Kampung (Huta) dan Tamiang menjadi Ibu Kampung dan Raja Panusunan (1849-1875). Persekutuan daerah (streek) atau kampung-kampung/huta-huta yang termasuk ke dalam wilayah kesatuan dari Kerajaan Adat Tradisional Tamiang pada waktu itu adalah:
1. Tamiang menjadi Ibu Kampung 2. Tobang 3. Botung Dolok 4. Botung Julu.
5. Botung Lombong 6. Gudang Botung 7. Muara Botung 8. Husortolang.
9. Patialo 10. Pagaran Dolok 11. Muara Tagor 12. Huta Dangka.
13. Huta Pungkut Jae 14. Huta Pungkut Tonga 15. Huta Pungkut Julu.